HIDUP HANYA UNTUK DISYUKURI

Segala puji hanya bagi Allah B, Tuhan semesta alam[1], yang telah memberikan kita nafas kehidupan.
alhamdulillah masih hidup
Bukankah sebelumnya kita tak pernah ada[2]?
manusia dulu tidak ada
Kemudian kita melalui suatu masa di dalam kandungan ibunda[3].
di dalam kandungan ibunda
Kemudian kita dilahirkan ke dunia, dalam kondisi tak tahu apa-apa. Namun kita akan tumbuh besar dan belajar, dengan bekal pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, untuk menjalani kehidupan di dunia ini[4].
manusia dilahirkan tanpa mengetahui apa pun
Bukankah semua ini adalah pemberian? Lantas, nikmat mana yang bisa kita dustakan[5]?
nikmat mana yang kamu dustakan?
Menyadari bahwa diri ini sebelumnya tiada, kemudian kita hidup di dunia, sedangkan kita tak memiliki sedikit pun kuasa atasnya, sudah sangat cukup untuk mengatakan bahwa hidup ini hanya untuk disyukuri, bagaimana pun keadaan kita.


KESIMPULAN

  1. Selalu bersyukur karena kita diberi kehidupan oleh Allah B.
  2. Bersyukur karena kita sebelumnya tidak ada.
  3. Bersyukur kita pernah melewati masa di dalam kandungan ibunda.
  4. Bersyukur kita diberikan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani.
  5. Bersyukur atas segala nikmat yang telah Allah B berikan kepada kita.


lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh.
Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah.

wallāhu a`lam bish-showāb.
Dan Allah lebih mengetahui mana yang benar.


REFERENSI

[1] QS. Al-Fātiḥah (1) : 2
QS. Al-Fātiḥah (1) : 2
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ۝٢
al-ḥamdu lillāhi robbil-`ālamīn(a)
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
[2] QS. Maryam (19) : 67
QS. Maryam (19) : 67
اَوَلَا يَذْكُرُ الْاِنْسَانُ اَنَّا خَلَقْنٰهُ مِنْ قَبْلُ وَلَمْ يَكُ شَيْـًٔا۝٦٧
awalā yadzkurul-insānu annā kholaqnāhu min qoblu wa lam yaku syai'ā(n)
Apakah manusia tidak menyadari bahwa dahulu Kami telah menciptakannya, padahal (sebelumnya) dia tidak berwujud sama sekali?
[3] QS. Az-Zumar (39) : 6
QS. Az-Zumar (39) : 6
خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَاَنْزَلَ لَكُمْ مِّنَ الْاَنْعَامِ ثَمٰنِيَةَ اَزْوَاجٍۗ يَخْلُقُكُمْ فِيْ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ خَلْقًا مِّنْۢ بَعْدِ خَلْقٍ فِيْ ظُلُمٰتٍ ثَلٰثٍۗ ذٰلِكُمُ اللّٰهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۚ فَاَنّٰى تُصْرَفُوْنَ۝٦
kholaqokum min nafsiw wāḥidatin tsumma ja`ala minhā zaujahā wa anzala lakum minal-an`āmi tsamāniyata azwāj(in), yakhluqukum fī buthūni ummahātikum kholqom mim ba`di kholqin fī zhulumātin tsalāts(in), dzālikumullāhu robbukum lahul-mulk(u), lā ilāha illā huw(a), fa'annā tushrofūn(a)
Dia menciptakanmu dari jiwa yang satu (Adam), kemudian darinya Dia menjadikan pasangannya dan Dia menurunkan delapan pasang hewan ternak untukmu. Dia menciptakanmu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhanmu, Pemilik kerajaan. Tidak ada tuhan selain Dia. Mengapa kamu dapat berpaling (dari kebenaran)?
[4] QS. An-Naḥl (16) : 78
QS. An-Naḥl (16) : 78
وَاللّٰهُ اَخْرَجَكُمْ مِّنْۢ بُطُوْنِ اُمَّهٰتِكُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ شَيْـًٔاۙ وَّجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْاَبْصَارَ وَالْاَفْـِٕدَةَۙ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ۝٧٨
wallāhu akhrojakum mim buthūni ummahātikum lā ta`lamūna syai'ā(n), wa ja`ala lakumus-sam`a wal-abshōra wal-af'idah(ta), la`allakum tasykurūn(a)
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani agar kamu bersyukur.
[5] QS. Ar-Raḥmān (55) : 55
QS. Ar-Raḥmān (55) : 55
فَبِاَيِّ اٰلَاۤءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبٰنِ۝٥٥
fa bi'ayyi ālā'i robbikumā tukadzdzibān(i)
Maka, nikmat Tuhanmu manakah yang kamu dustakan (wahai jin dan manusia)?

Post a Comment

Previous Post Next Post