MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH

Table of Contents

PENTINGNYA MEMAHAMI لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ

Dalil perlunya mengetahui makna kalimat tauhid lā ilāha illallāh dengan pemahaman yang benar:

QS. Muḥammad (47) : 19[A1]
فَاعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا اللّٰهُ...
fa`lam annahū lā ilāha illallāh(u)...
Ketahuilah (pahamilah secara yakin) bahwa tidak ada tuhan yang benar kecuali Allah...

Dalil syahadat (pengakuan)[c1] adalah:

QS. Āli-`Imrān (3) : 18[A2]
شَهِدَ اللّٰهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۙ وَالۡمَلَـٰٓئِكَةُ وَأُوْلُواْ الۡعِلۡمِ قَآئِمَۢا بِالۡقِسۡطِۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الۡعَزِيزُ الۡحَكِيمُ١٨
syahidallāhu annahū lā ilāha illā huw(a), wal-malā'ikatu wa ulul-`ilmi qō'imam bil-qisth(i), lā ilāha illā huwal-`azīzul-ḥakīm(u)
Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan yang benar selain Dia, (Allah) yang menegakkan keadilan. (Juga menyatakan yang demikian itu) para malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tidak ada tuhan yang benar selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

Ayat ini menjelaskan bahwa Allah B menyatakan diri, bahwa tidak ada tuhan yang berhak diibadahi kecuali Allah B satu-satunya. Pengakuan tersebut juga dilakukan oleh para malaikat dan orang-orang yang berilmu (ulama).

Ayat ini mengandung pujian yang tinggi bagi para ulama, di mana Allah B menggambarkan bahwa mereka mengeluarkan pernyataan bersama Allah B dan para malaikat. Yang dimaksud dengan ulama di sini adalah mereka yang mengetahui ilmu syariat, termasuk yang paling utama di antara mereka adalah para rasul yang mulia[c2].
MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH

MAKNA لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ

Terjemahan huruf dan kata yang menyusun lā ilāha illallāh:

لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ
lā ilāha illallāh
  • لَآ: tidak / tiada
  • اِلٰهَ: sesembahan
  • اِلَّا: kecuali
  • اللّٰهُ: Allah

اِلٰهَ ilāha dalam Bahasa Arab bermakna مَأۡلُوه ma'lūh yang berarti “yang diibadahi” atau “yang disembah”.

lā ilāha illallāh memiliki makna:

لَآ مَعۡبُودَ بِحَقٍّ اِلَّا اللّٰهُ
lā ma`būda biḥaqqin illallāh
Tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah.

lā ilāha illallāh mengandung makna النَّفۡيِ an-nafyi (penafian atau pengingkaran), dan الإِثۡبَاتِ al-itsbāt (penetapan).
  • لَآ اِلٰهَ lā ilāha - PENAFIAN terhadap semua yang disembah kecuali Allah B.
  • اِلَّا اللّٰهُ illallāh - PENETAPAN ibadah sebagai hak Allah B saja, tanpa sekutu bagi-Nya dalam ibadah kepada-Nya. Sebagaimana tidak ada sekutu bagi-Nya dalam kerajaan-Nya.

TAFSIR لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ

Penafsiran lā ilāha illallāh adalah:

لَآ اِلٰهَ بِحَقٍّ اِلَّا اللّٰهُ
lā ilāha biḥaqqin illallāh
Tidak ada tuhan (sesembahan) yang benar kecuali Allah.

Sehingga kurang tepat jika lā ilāha illallāh hanya diartikan sebagai: "Tidak ada tuhan selain Allah." Padahal ada banyak tuhan yang diibadahi selain Allah.

Terkait tuhan-tuhan yang diibadahi selain Allah ini, Allah B juga menyebutnya sebagai آلِهَةٌ ālihah (tuhan-tuhan).

QS. Hūd (11) : 101[A3]
...فَمَآ أَغۡنَتۡ عَنۡهُمۡ ءَالِهَتُهُمُ الَّتِي يَدۡعُونَ مِن دُونِ اللّٰهِ مِن شَيۡءٖ لَّمَّا جَآءَ أَمۡرُ رَبِّكَۖ...
...famā aghnat `anhum ālihatuhumul-latī yad`ūna min dūnillāhi min syai'il lammā jā'a amru robbik(a)...
...Maka, tidak bermanfaat sedikit pun bagi mereka tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah saat siksaan Tuhan-mu datang...

Dan tuhan-tuhan yang diibadahi selain Allah ini adalah tuhan-tuhan yang bathil, tidak memiliki hak ketuhanan sama sekali. Kata بِحَقٍّ biḥaqqin menegaskan bahwa hanya Allah B satu-satunya Tuhan Yang Ḥaqq, satu-satunya Tuhan Yang Benar, satu-satunya Tuhan yang berhak diibadahi, tidak ada sekutu bagi-Nya.

QS. Ḥajj (22) : 62[A4]
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللّٰهَ هُوَ الۡحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ هُوَ الۡبَٰطِلُ وَأَنَّ اللّٰهَ هُوَ الۡعَلِيُّ الۡكَبِيرُ٦٢
dzālika bi'annallāha huwal-ḥaqqu wa anna mā yad`ūna min dūnihī huwal-bāthilu wa annallāha huwal-`aliyyul-kabīr(u)
Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah, Dia-lah (Tuhan) yang haqq, dan apa saja yang mereka seru selain Allah itulah yang bathil. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.

RESPON ORANG-ORANG KAFIR TERHADAP KALIMAT TAUHID لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللّٰهُ

Dan penafsiran lā ilāha illallāh sebagai "Tidak ada tuhan yang benar kecuali Allah" ini, bahkan telah dikonfirmasi kebenaran maknanya sejak dahulu berdasarkan respon dari orang-orang yang mengingkari dakwah Rasulullah C. Mereka merasa heran, karena mereka diperintahkan untuk meninggalkan tuhan-tuhan mereka, dan beribadah hanya kepada Tuhan Yang Satu, yaitu Allah B.

QS. Shād (38) : 4-5[A5]
وَعَجِبُوٓاْ أَن جَآءَهُم مُّنذِرٌ مِّنۡهُمۡۖ وَقَالَ الۡكَٰفِرُونَ هَٰذَا سَٰحِرٌ كَذَّابٌ٤ أَجَعَلَ الۡاٰلِهَةَ إِلَٰهٗا وَٰحِدًاۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيۡءٌ عُجَابٌ٥
wa `ajibū an jā'ahum mundzirum minhum, wa qōlal-kāfirūna hādzā sāḥirun(g) kadzdzāb(un) [4]. aja`alal-ālihata ilāhaw wāḥidā(n), inna hādzā lasyai'un `ujāb(un) [5].
Mereka heran karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka. Orang-orang kafir berkata, “Orang ini adalah penyihir yang banyak berdusta [4]. Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang sangat mengherankan [5].”

Demikian pula yang disampaikan oleh mereka yang mengingkari dakwah tauhid di zaman Nabi Nuh D.

QS. Nūḥ (71) : 23[A6]
وَقَالُواْ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمۡ وَلَا تَذَرُنَّ وَدّٗا وَلَا سُوَاعٗا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسۡرٗا٢٣
wa qōlū lā tadzarunna ālihatakum wa lā tadzarunna waddaw wa lā suwā`ā(n), wa lā yaghūtsa wa ya`ūqo wa nasrō(n)
Mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhanmu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan Wadd, Suwā`, Yaghūts, Ya`ūq, dan Nasr.’

Hal senada disampaikan juga oleh Abu Jahl, salah satu petinggi kafir Quraisy ketika mengingkari Rasulullah C pada fase awal dakwah beliau di Pasar Dzil Majaz[b1].

يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَا يَغُرَّنَّكُمْ هَذَا عَنْ دِينِكُمْ فَإِنَّمَا يُرِيدُ لِتَتْرُكُوا آلِهَتَكُمْ وَتَتْرُكُوا اللَّاتَ وَالْعُزَّى
Wahai manusia! Jangan sampai orang ini menyesatkan kalian dari agama kalian. Dia hanya menginginkan agar kalian meninggalkan tuhan-tuhan kalian, kalian meninggalkan Lata dan `Uzza.


lā ḥaula wa lā quwwata illā billāh.
Tiada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan (pertolongan) Allah.

wallāhu a`lam bish-showāb.
Dan Allah lebih mengetahui mana yang benar.

REFERENSI

AL-QUR'AN

MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH

PENTINGNYA MEMAHAMI MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH
QS. Muḥammad (47) : 19
فَاعۡلَمۡ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَاسۡتَغۡفِرۡ لِذَنۢبِكَ وَلِلۡمُؤۡمِنِينَ وَالۡمُؤۡمِنَٰتِۗ وَاللّٰهُ يَعۡلَمُ مُتَقَلَّبَكُمۡ وَمَثۡوَىٰكُمۡ١٩
fa`lam annahū lā ilāha illallāhu wastaghfir lidzambika wa lil-mu'minīna wal-mu'mināt(i), wallāhu ya`lamu mutaqollabakum wa matswākum
Ketahuilah (pahamilah secara yakin) bahwa tidak ada tuhan yang benar kecuali Allah serta mohonlah ampunan atas dosamu dan (dosa) orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Allah mengetahui tempat kegiatan dan tempat istirahatmu.
SYAHADAT ALLAH B, MALAIKAT, DAN ULAMA
QS. Āli-`Imrān (3) : 18
شَهِدَ اللّٰهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَۙ وَالۡمَلَـٰٓئِكَةُ وَأُوْلُواْ الۡعِلۡمِ قَآئِمَۢا بِالۡقِسۡطِۚ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ الۡعَزِيزُ الۡحَكِيمُ١٨
syahidallāhu annahū lā ilāha illā huw(a), wal-malā'ikatu wa ulul-`ilmi qō'imam bil-qisth(i), lā ilāha illā huwal-`azīzul-ḥakīm(u)
Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan yang benar selain Dia, (Allah) yang menegakkan keadilan. (Juga menyatakan yang demikian itu) para malaikat dan orang-orang yang berilmu. Tidak ada tuhan yang benar selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
TIDAK BERMANFAAT SEDIKIT PUN tuhan-tuhan SELAIN ALLAH B
QS. Hūd (11) : 101
وَمَا ظَلَمۡنَٰهُمۡ وَلَٰكِن ظَلَمُوٓاْ أَنفُسَهُمۡۖ فَمَآ أَغۡنَتۡ عَنۡهُمۡ ءَالِهَتُهُمُ الَّتِي يَدۡعُونَ مِن دُونِ اللّٰهِ مِن شَيۡءٖ لَّمَّا جَآءَ أَمۡرُ رَبِّكَۖ وَمَا زَادُوهُمۡ غَيۡرَ تَتۡبِيبٖ١٠١
wa mā zholamnāhum wa lākin zholamū anfusahum, famā aghnat `anhum ālihatuhumul-latī yad`ūna min dūnillāhi min syai'il lammā jā'a amru robbik(a), wa mā zādūhum ghoiro tatbīb(in)
Kami tidak menzalimi mereka, tetapi merekalah yang menzalimi diri sendiri. Maka, tidak bermanfaat sedikit pun bagi mereka tuhan-tuhan yang mereka sembah selain Allah saat siksaan Tuhan-mu datang. (Sesembahan) itu tak lain (justru) hanya menambah kebinasaan bagi mereka.
ALLAH B TUHAN YANG BENAR, SELAIN ALLAH B BATHIL
QS. Ḥajj (22) : 62
ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللّٰهَ هُوَ الۡحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ هُوَ الۡبَٰطِلُ وَأَنَّ اللّٰهَ هُوَ الۡعَلِيُّ الۡكَبِيرُ٦٢
dzālika bi'annallāha huwal-ḥaqqu wa anna mā yad`ūna min dūnihī huwal-bāthilu wa annallāha huwal-`aliyyul-kabīr(u)
Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah, Dia-lah (Tuhan) yang haqq, dan apa saja yang mereka seru selain Allah itulah yang bathil. Sesungguhnya Allah, Dia-lah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.
ORANG-ORANG KAFIR MENGINGKARI DAKWAH TAUHID
QS. Shād (38) : 4-5
وَعَجِبُوٓاْ أَن جَآءَهُم مُّنذِرٌ مِّنۡهُمۡۖ وَقَالَ الۡكَٰفِرُونَ هَٰذَا سَٰحِرٌ كَذَّابٌ٤ أَجَعَلَ الۡاٰلِهَةَ إِلَٰهٗا وَٰحِدًاۖ إِنَّ هَٰذَا لَشَيۡءٌ عُجَابٌ٥
wa `ajibū an jā'ahum mundzirum minhum, wa qōlal-kāfirūna hādzā sāḥirun(g) kadzdzāb(un) [4]. aja`alal-ālihata ilāhaw wāḥidā(n), inna hādzā lasyai'un `ujāb(un) [5].
Mereka heran karena telah datang kepada mereka seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka. Orang-orang kafir berkata, “Orang ini adalah penyihir yang banyak berdusta [4]. Apakah dia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang Satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar sesuatu yang sangat mengherankan [5].”
QS. Nūḥ (71) : 23[A6]
وَقَالُواْ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمۡ وَلَا تَذَرُنَّ وَدّٗا وَلَا سُوَاعٗا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسۡرٗا٢٣
wa qōlū lā tadzarunna ālihatakum wa lā tadzarunna waddaw wa lā suwā`ā(n), wa lā yaghūtsa wa ya`ūqo wa nasrō(n)
Mereka berkata, ‘Jangan sekali-kali kamu meninggalkan tuhan-tuhanmu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan Wadd, Suwā`, Yaghūts, Ya`ūq, dan Nasr.’

HADITS

DAKWAH DI PASAR DZIL MAJAZ

Musnad Ahmad (مسند الإمام أحمد بن حنبل) Hadits No. 16008
Isnad SHAHIH menurut Syu`aib Al-Arna'uth
مسند المدنيين
حديث شيخ من بني مالك بن كنانة رضي الله تعالى عنه
مسند أحمد ١٦٠٠٨: قَالَ حَدَّثَنَا أَبُو النَّضْرِ قَالَ حَدَّثَنَا شَيْبَانُ عَنْ أَشْعَثَ قَالَ حَدَّثَنِي شَيْخٌ مِنْ بَنِي مَالِكِ بْنِ كِنَانَةَ قَالَ رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِسُوقِ ذِي الْمَجَازِ يَتَخَلَّلُهَا يَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ قُولُوا لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ تُفْلِحُوا قَالَ وَأَبُو جَهْلٍ يَحْثِي عَلَيْهِ التُّرَابَ وَيَقُولُ يَا أَيُّهَا النَّاسُ لَا يَغُرَّنَّكُمْ هَذَا عَنْ دِينِكُمْ فَإِنَّمَا يُرِيدُ لِتَتْرُكُوا آلِهَتَكُمْ وَتَتْرُكُوا اللَّاتَ وَالْعُزَّى قَالَ وَمَا يَلْتَفِتُ إِلَيْهِ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ قُلْنَا انْعَتْ لَنَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ بَيْنَ بُرْدَيْنِ أَحْمَرَيْنِ مَرْبُوعٌ كَثِيرُ اللَّحْمِ حَسَنُ الْوَجْهِ شَدِيدُ سَوَادِ الشَّعْرِ أَبْيَضُ شَدِيدُ الْبَيَاضِ سَابِغُ الشَّعْرِ

Kitab Musnad Penduduk Madinah

Bab Hadits Syaikh dari Bani Malik bin Kinanah E

Musnad Ahmad 16008: (Ahmad bin Hanbal E) berkata: Telah menceritakan kepada kami Abu Nadhr berkata, telah menceritakan kepada kami Syaiban dari Asy`ats berkata, telah menceritakan kepadaku Syaikh dari Bani Malik bin Kinanah berkata:

Saya telah melihat Rasulullah C di pasar Dzil Majaz, beliau melewati sela-selanya. Beliau bersabda: "Wahai manusia, katakanlah lā ilāha illallah (tidak ada tuhan -yang berhak disembah- selain Allah) maka kalian akan beruntung."

(Syaikh dari Bani Malik bin Kinanah E) berkata: Abu Jahal melemparkan tanah kepada beliau dan berkata: Wahai manusia, jangan sampai orang ini menyesatkan kalian dari agama kalian. Dia hanya menginginkan agar kalian meninggalkan tuhan-tuhan kalian, kalian meninggalkan Lata dan `Uzza.

(Syaikh dari Bani Malik bin Kinanah E) berkata: dan Rasulullah C tidak menoleh kepadanya.

(Syaikh dari Bani Malik bin Kinanah E) berkata: 'Kami bertanya, berikan tanda-tanda Rasulullah C kepada kami!' Dia menjawab, 'Beliau memakai dua mantel yang berwarna, tinggi beliau sedang dan banyak dagingnya, wajahnya bagus, rambutnya sangat hitam, kulitnya putih sangat dan rambutnya lebat.'

Periwayat Hadits
  1. Nama tidak diketahui (, laqab: ), beliau adalah , hidup di , wafat di ().
    Jumlah hadis: Bukhari 26, Muslim 25, Tirmidzi 56, Abu Dawud 228, Nasa'i 110, Ibnu Majah 34, Darimi 69, Ahmad 1025, Malik 31
    Komentar ulama:
    1. Asy'ats bin Abu Asy Sya'tsa' Sulaim bin Aswad Al Muharibiy (, laqab: ), beliau adalah Tabi'in (tdk jumpa Shahabat), hidup di Kuifah, wafat di Kufah (125 H).
      Jumlah hadis: Bukhari 27, Muslim 12, Tirmidzi 5, Abu Dawud 7, Nasa'i 22, Ibnu Majah 6, Darimi 7, Ahmad 51, Malik 0
      Komentar ulama:
      1. Ahmad bin Hambal: Tsiqah
      2. Yahya bin Ma'in: Tsiqah
      3. Abu Hatim: Tsiqah
      4. An Nasa'i: Tsiqah
      5. Abu Daud: Tsiqah
      6. Al Bazzar: Tsiqah
      7. Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
      8. Ibnu Syahin: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
      9. Ibnu Hajar al 'Asqalani: Tsiqah
      10. Adz Dzahabi: Tsiqah
    2. Syaiban bin 'Abdur Rahman Al Bashriy (Abu Mu'awiyah, laqab: An Nahwaa Al Mu'addib), beliau adalah Tabi'ut Tabi'in kalangan tua, hidup di Kufah, wafat di Baghdad (164 H).
      Jumlah hadis: Bukhari 60, Muslim 49, Tirmidzi 23, Abu Dawud 14, Nasa'i 9, Ibnu Majah 18, Darimi 4, Ahmad 216, Malik 0
      Komentar ulama:
      1. Yahya bin Ma'in: Tsiqah
      2. Ibnu Sa'd: Tsiqah
      3. An Nasa'i: Tsiqah
      4. Al 'Ajli: Tsiqah
      5. Ibnu Kharasy: Shaduuq
      6. Abu Hatim: hasanul hadits
      7. Ibnu Hibban: disebutkan dalam 'ats tsiqaat
      8. Al Bazzar: Tsiqah
      9. Ibnu Hajar Al Atsqalani: Tsiqah
      10. Adz Dzahabi: Hujjah
    3. Hasyim bin Al Qasim bin Muslim bin Miqsam Al Laitsiy Al Khurasaniy (Abu AN Nadlor, laqab: Qaishar), beliau adalah Tabi'ul Atba' kalangan tua, hidup di Baghdad, wafat di Baghdad (207 H).
      Jumlah hadis: Bukhari 10, Muslim 31, Tirmidzi 13, Abu Dawud 17, Nasa'i 6, Ibnu Majah 9, Darimi 33, Ahmad 709, Malik 0
      Komentar ulama:
      1. Yahya bin Ma'in: Tsiqah
      2. Ibnul Madini: Tsiqah
      3. Ibnu Sa'd: Tsiqah
      4. Abu Hatim: Tsiqah
      5. Al 'Ajli: Tsiqah
      6. Ibnu Qani': Tsiqah
      7. Ibnu Abdil Barr: Shaduuq
      8. An Nasa'i: la ba`sa bih
      9. Hakim: hafidz tsabat
      10. Ibnu Hajar al 'Asqalani: tsiqah tsabat
      11. Adz Dzahabi: tsiqoh hafidz

    ULAMA

    MAKNA LAA ILAAHA ILLALLAH

    ثلاثة الأصول وأدلتها (Tsalatsatul Ushul wa Adillatuha)
    شرح ثلاثة الأصول وأدلتها (Syarh Tsalatsatul Ushul wa Adillatuha)

    Islam Pedia
    Islam Pedia Saya bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang benar (yang berhak diibadahi) kecuali ALLAH, dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan ALLAH.

    Post a Comment